Rabu, 12 Oktober 2011

Strings 1 : the Death (end)



                Esok setelahny, setelah fajar dihidupkan kembali, ku putuskan untuk pergi kesebuah tempat, aku bergegas, karena saaat itu hujan lebat. Kupersiapkan payung untuk pergi ke tujuanku, hujanpun semakin deras mengguyur, langitpun menjadi bertambah gelap, tak ada cahaya sedikitpun dilangit, yang terlihat hanya gumpalan hitam yang sekan menjegal sinar matahari dan ditahan dilangit.

                Hari itu berjalan seperti biasanya, kurasa hujan akan berlangsung sampai malam kala itu, sepulangku dari tempatku tadi, aku beranjak pulang, sampai akhirnya aku sampai di depan sebuah gedung tua, gedung tua itu hanya berdiri sendirian, tak ada bangunan lain seolah tak ada yang mau membangun gedung disekitarnya, hujan semakin lebat, aku meneruskan jalanku namun tiba tiba terdengan suara rintihan kesakitan dari arah gedung, semula kupikir itu hanya halusinasiku saja, kemudian tak kuperdulian, biarkan saja pikirku. Namun semakin kudengar rintihan itu semakin keras, terasa pedih sekali, aku terdian sebentar, memastikan itu bukan halusinasiku saja.

                Kutupuskan untuk membuktikan firasatku, sesampainya dipelataran gedung, kakiku terhenti, suara itu terdengar semakin menjadi jadi, mataku terbelalalak, aku mulai ketakutan, ada apa dengan perasaan ini, rasanya aku pernah mengalaminya, dia disini, aku tau DIA disini, dekat, seolah memandangku dari sudut yang tak terlihat, tapi entah kenapa kakiku terus melangkah menuju kearah gedung tua itu, seolah dia ingin memperlihatkan sesuatu.

“siapa disana...?”
teriakku diiringi gaung dari pantulan dingding dinding gedung tua itu.

kemudian terdengar teriakan yang terdengar lirih, kuperhatikan sekeliling ruangan. Kemudian kutemukan sosok yang sama sekali tak aku kenal..

                Aku mendekatinya dengan penuh pertanyaan, kulihat dia, kuperhatikan wajahnya ekspresinya sangat menakutkan, seperti melihat sesuatu yang mengerikan, dia hanya terpekik, seperti akan kehilangan kesabaran, tubuhnya kurus, hanya ada sedikit daging ditubuhnya, matanya terbelalak lebar menatap keatas, bajunya Kumuh compang camping, baunya sangat menyengat. Sementara aku memperhatikan dirinya, dia seolah ingin mengatakan sesuatu.

                Namun sangat sulit sekali terdengar, yang kuingat dia menyuruhku untuk lari kala itu, aku hanya bingung, yang terpikir dibenakku hanya membawanya pergi dari sini dan meminta pertolongan. Kugendong dia, tak begitu berat mengingat tubuhnya terlihat hanya seperti tulang yang terbungkus kulit, aku lari dia hanya meringkuk di gendonganku, berkali kali dia mencoba mengatakan sesuatu..

“aa..kkuu..melihat..kee..mmaa..tiiaaann..”

                Hanya lirih terdengar dia seakan belum selesai mengatakannya, aku menggoyangkan tubuhnya agar kesadarannya tetap terjaga sampai aku menemukan pertolongan, namun yang terjadi dia malah ketakutan melihatku, mungkin dia sangat kesakitan. Entahlah aku tidak tahu apa yang terjadi, aku hanya bisa berbuat sebisaku, sampai akhirnya ada seseorang datang dan menolongku mencari pertolongan dari rumah sakit. Dia membawanya kesebuah rumah, digendongnya orangtua tadi, aku hanya tersungkur, badanku sangat berat, sensasi ini... aku pernah merasakannya.

                Semuanya menjadi gelap, pandanganku berbayang, sekujur tubuhku menggigil. Seketika aku tak melihat apapun, hanya hitam.

                Terdengar seseorang membisikiku.

“apa kau melihatnya...?”

Hanya itu yang sempat terungat olehku, entah kenapa aku tidak bisa bicara lagi, mulutku terkunci, didimensi hitam ini aku tidak meliahat apapun, semuanya kelap.

                “Apa aku sudah mati?” tanyaku dalam hati, terasa berat kepalaku. Kemudian ada cahaya putih didepanku, kesadaranku berjalan kearanya, kemudia menjadi besar cahaya itu. Kemudian aku melihat sesuatu, sepertinya aku mengenalnya.. Ruangan ini..Piano itu..

Kemudian kutemukan diriku terbaring lemas diatas ranjangku. Aku tak mengerti, siapa dia? Apa yang sebenarnya ingin dia katakan padaku...Entahlah... setiap kali aku mengingat itu, pikiranku seperti buntu, dan sensasi menyeramkan itu seolah menjalar di tubuhku tiap aku aku mengingatnya.
 Sebenarnya apa yang sedang terjadi padaku.. 

3 komentar: